Sunnah2 Hari Raya

*Hal-Hal Yang Dianjurkan (Sunnah-Sunnah) Ketika Hari Raya*

*Mandi untuk Shalat ‘Ied*
karena pada hari raya banyak manusia berkumpul untuk melaksanakan shalat maka disunnahkan mandi untuk menghadirinya sebagaimana hari Jum’at.

ﻋَﻦْ ﻧَﺎﻓِﻊٍ، ﺃَﻥَّ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦَ ﻋُﻤَﺮَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻐْﺘَﺴِﻞُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ، ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳَﻐْﺪُﻭَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤُﺼَﻠَّﻰ

“Dari Nafi’, bahwa bin Umar mandi pada hari raya Fitri sebelum berangkat dipagi hari menuju al-Mushalla”. (HR. Imam Syafi’i dan Imam Malik, shahih)

*Memakai Pakaian Yang Paling Bagus dan Wangi-Wangian*
Lebaran tidak harus serba baru, namun bila ada yang baru dan paling bagus maka hendaknya dipakai. Bila tidak ada, maka gunakan pakaian yang paling bagus.

“Telah sepakat ulama syafi’iyah beserta Imam Syafi’i mengenai anjuran mengenakan pakaian yang paling bagus pada dari raya”.

Jika misalnya memiliki dua pakaian yang sama-sama bagus, sedangkan satunya berwarna putih, maka lebih utama (afdlal) mengenakan yang berwarna putih. Dianjurkan juga mengenakan sorban.

Dianjurkan juga membersihkan / merapikan diri dengan merapikan (memotong) rambut, mengetok kuku dan menghilangkan bau yang tidak enak, karena hari itu adalah hari raya, maka disunnahkan sebagaimana hari Jum’at. dan juga sunnnah memakai wangi-wangian, berdasarkan riwayat berikut ini,

« ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌِﻴﺪَﻳْﻦِ ﺃَﻥْ ﻧَﻠْﺒَﺲَ ﺃَﺟْﻮَﺩَ ﻣَﺎ ﻧَﺠِﺪُ، ﻭَﺃَﻥْ ﻧَﺘَﻄَﻴَّﺐَ ﺑِﺄَﺟْﻮَﺩَ ﻣَﺎ ﻧَﺠِﺪُ

“Kami diperintahkan oleh Rasulullah pada hari hari untuk memakai pakaian yang ada dan memakai wangi-wangi dengan apa yang ada”. (HR. Al Hakim  dan Al Baihaqi)

*Menghadirkan Wanita*

ﻋَﻦْ ﺃُﻡِّ ﻋَﻄِﻴَّﺔَ، ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﺃَﻥْ ﻧُﺨْﺮِﺟَﻬُﻦَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺿْﺤَﻰ، ﺍﻟْﻌَﻮَﺍﺗِﻖَ، ﻭَﺍﻟْﺤُﻴَّﺾَ، ﻭَﺫَﻭَﺍﺕِ ﺍﻟْﺨُﺪُﻭﺭِ، ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﺍﻟْﺤُﻴَّﺾُ ﻓَﻴَﻌْﺘَﺰِﻟْﻦَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ، ﻭَﻳَﺸْﻬَﺪْﻥَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَ، ﻭَﺩَﻋْﻮَﺓَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ، ﻗُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﺣْﺪَﺍﻧَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻟَﻬَﺎ ﺟِﻠْﺒَﺎﺏٌ، ﻗَﺎﻝَ : ‏« ﻟِﺘُﻠْﺒِﺴْﻬَﺎ ﺃُﺧْﺘُﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺟِﻠْﺒَﺎﺑِﻬَﺎ

Dari Ummu ‘Athiyyah, ia berkata : “Rasulullah telah memerintahkan kami agar kami (para wanita) keluar (pergi) pada ‘idul Fithri dan ‘idul Adlhaa yaitu para gadis-gadis (hampir / sudah baligh), wanita haidl dan wanita perawan yang biasa duduk di balik tirai rumah (tidak pernah keluar).
Adapun wanita haidl hendaknya tidak mendekati (menjauh) dari shalat, melainkan menyaksikan kebaikan dan seruan orang-orang Islam. Aku bertanya : ya Rasulullah, diantara kami ada yang tidak memiliki jilbab , Rasulullah berkata : “hendaknya saudaranya meminjamkan jilbabnya”. (HR. Muslim)

Bagi wanita yang ingin hadir, hendaknya membersihkan diri namun tidak berwangi-wangian bahkan makruh memakai wangi-wangian, tidak memakai pakaian yang mencolok.

*Mengumandangkan Takbir*

ﺍﻥ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺪﻭ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﺻﻮﺗﻪ ﺑﺎﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﺄﺗﻲ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ ﻭﻳﻜﺒﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﺄﺗﻲ ﺍﻻﻣﺎﻡ
“Sesungguhnya Ibnu Umar ketika pergi pagi-pagi untuk shalat ‘ied dari masjid dengan bertakbir nyaring sampai tiba di mushalla (tempat shalat), beliau bertakbir hingga imam datang”. (HR. Al Baihaqi)

*Jalan Kaki dan Tidak Menggunakan Kendaraan*

Sunnah menuju ke tempat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, tidak menggunakan kendaraan.

Tapi bila menggunakan kendaraan, tidak apa-apa.

didalam kitab Al Umm ;

ﺃﻥ ﺍﻟﺰﻫﺮﻱ ﻗﺎﻝ ” ﻣﺎ ﺭﻛﺐ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﻋﻴﺪ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺟﻨﺎﺯﺓ

“Bahwa Az-Zuhri berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam tidak berkendaraan pada hari raya dan tidak juga pada saat kematian”.

Dalam riwayat lain disebutkan,

ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ‏« ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻌِﻴﺪِ ﻣَﺎﺷِﻴًﺎ، ﻭَﻳَﺮْﺟِﻊُ ﻣَﺎﺷِﻴًﺎ

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alayhi wa Sallam keluar menuju shalat ‘ied dengan berjalan kaki, dan kembalinya juga berjalan kaki” (HR. Ibnu Majah)

*Jalan Kaki Dengan Jalur Berbeda*

Disamping dianjurkan jalan kaki, juga dianjurkan (sunnah) melewati rute / jalan yang berlainan ketika berangkat dan pulang dari shalat ‘ied.

ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ‏« ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻮْﻡُ ﻋِﻴﺪٍ ﺧَﺎﻟَﻒَ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖَ
“Dari Jabir bin Abdullah radliyallahu ‘anhuma, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam ketika hari raya berbeda rute perjalanannya” (HR. Al Bukhari)

*Makan Sebelum Shalat ‘Idul Fithri, Tidak Makan Pada ‘Idul Adlha*

Pada hari raya ‘Idul Fithri

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻻَ ﻳَﻐْﺪُﻭ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻭَﻻَ ﻳَﺄْﻛُﻞُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻷَﺿْﺤَﻰ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺟِﻊَ ﻓَﻴَﺄْﻛُﻞَ ﻣِﻦْ ﺃُﺿْﺤِﻴَّﺘِﻪِ
“ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya .” (HR. Ahmad)

*والله اعلم بالصواب*

___✍🏻 Anwar Musyaddat

Leave a comment